Kolik Abdomen: Nyeri Perut Hebat yang Tidak Boleh Diabaikan!

Penulis: dr. Virly Nanda Muzellina, SpPD, K-GEH
Divisi Gastroenterologi, Pankreatobilier dan Endoskopi Saluran Cerna, KSM/ Departemen Ilmu Penyakit Dalam,
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta – Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

 

Apakah itu Kolik Abdomen?

Kolik abdomen atau nyeri kolik pada perut adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan munculnya nyeri yang hebat dan bersifat hilang-timbul pada periode waktu tertentu. Nyeri kolik pada perut ini bisa bersifat sangat intens dan berlangsung selama beberapa waktu sebelum kemudian berangsur membaik untuk sementara waktu. Nyeri tersebut bisa muncul kembali dan dapat berlangsung secara terus-menerus yang menimbulkan ketidaknyamanan bagi yang mengalaminya. Selain dari nyeri yang hilang timbul tersebut, umumnya nyeri kolik pada perut disertai dengan gejala lain seperti mual, muntah, dan adanya keringat dingin yang muncul ketika keluhan nyeri datang.

Apa saja penyebabnya?

Gejala kolik pada perut ini dapat disebabkan oleh berbagai kondisi medis yang mendasari, termasuk gangguan pada saluran pencernaan, infeksi, peradangan, atau proses inflamasi lainnya, di antara lain sebagai berikut:

  1. Batu empedu
    Salah satu penyebab tersering terjadinya nyeri kolik pada perut adalah adanya batu pada saluran empedu. Batu empedu adalah massa padat yang terbentuk di dalam kantong empedu dan dapat menyebabkan sumbatan pada saluran empedu, serta menyebabkan rasa sakit yang hebat di area perut kanan atas. Selain itu, adanya sumbatan batu kantong empedu tersebut juga dapat disertai infeksi sehingga menyebabkan peradangan pada saluran cerna bagian atas.
  2. Sumbatan pada usus
    Nyeri kolik pada perut juga bisa terjadi akibat adanya sumbatan pada saluran pencernaan, seperti sumbatan pada usus halus maupun usus besar. Sumbatan ini dapat berupa sumbatan mekanik karena hernia, sumbatan benda asing, gangguan anatomik usus, maupun karena gangguan persarafan usus. Sumbatan ini dapat menyebabkan perut terasa sangat sakit dan bisa menjadi keadaan darurat jika tidak segera ditangani.
  3. Gangguan pada usus besar
    Gangguan pada saluran pencernaan bagian bawah seperti divertikulitis dan penyakit Crohn, juga dapat menyebabkan kolik abdomen. Pada divertikulitis, terjadi peradangan atau infeksi pada kantong-kantong kecil (divertikula) di dalam dinding usus besar. Ketika divertikula mengalami infeksi atau peradangan, kondisi tersebut bisa menyebabkan nyeri kolik perut yang intens. Pada kasus gangguan pencernaan saluran cerna bagian bawah, gejala yang terjadi selain adanya nyeri kolik perut yang hebat, juga dapat disertai gejala lain seperti perubahan kebiasaan buang air besar.
  4. Gangguan pada sistem saluran kemih
    Penyebab lain dari kolik perut adalah batu, infeksi, atau peradangan pada sistem saluran kemih. Batu saluran kemih dapat terjadi pada ginjal, ureter, maupun kandung kemih dan gejala kolik perut dapat menyertai jika terjadi adanya batu tersebut. Selain karena batu, infeksi pada saluran kemih juga dapat menyebabkan nyeri perut, terutama di daerah perut bagian bawah dengan disertai keluhan nyeri saat buang air kecil, demam, ataupun nyeri pinggang.

Bagaimana cara mendiagnosisnya?

Penegakkan diagnosis untuk mencari penyebab utama terjadinya kolik abdomen dapat dilakukan melalui beberapa pemeriksaan. Selain wawancara dan pemeriksaan fisik, Dokter pada umumnya juga akan melakukan pemeriksaan penunjang laboratorium dan radiologis untuk mencari penyebab terjadinya kolik abdomen. Pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan darah rutin, fungsi liver, dan pemeriksaan marker infeksi dapat dilakukan. Selain itu, pemeriksaan seperti rontgen perut, USG perut, hingga CT scan dapat dilakukan untuk membantu penegakkan diagnosis pada pasien.

Apa saja pengobatannya?

Pengobatan untuk kolik abdomen tergantung pada penyebabnya. Pengobatan dapat berupa pemberian obat antinyeri, antibiotik jika terdapat infeksi, serta pemberian obat untuk meringankan gejala penyerta. Selain itu, pilihan operasi pembedahan dapat dilakukan jika memang diperlukan pada kasus-kasus tertentu untuk mengatasi sumbatan atau masalah lain pada organ dalam perut.

Penting untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala kolik pada perut yang hebat, karena munculnya nyeri kolik pada perut bisa menjadi tanda dari kondisi emergensi yang memerlukan perawatan dan penanganan medis segera.

Bagaimana cara pencegahannya?

Beberapa hal dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kemungkinan mengalami kolik abdomen, termasuk menjaga pola makan yang sehat, mencegah tubuh agar tidak obesitas, serta rutin berolahraga untuk membantu memperlancar sistem pencernaan. Selain itu, pengendalian stress yang baik juga dapat menjaga imunitas tubuh dan dengan demikian mencegah terjadinya infeksi yang berpotensi menyebabkan gejala kolik abdomen.


Referensi

Abdullah M, Firmansyah MA. Diagnostic approach and management of acute abdominal pain. Acta Med Indonesia. 2012 Oct;44(4):344-50. PMID: 23314978.

Billmann F, Bokor-Billmann T, Beck C. Colicky epigastric and right upper quadrant pain. JAMA Surg. 2014 Dec;149(12):1337-8. doi: 10.1001/jamasurg.2014.316. PMID: 25390289.

Indrio F, Dargenio VN, Giordano P, Francavilla R. Preventing and Treating Colic. Adv Exp Med Biol. 2019;1125:49-56. doi: 10.1007/5584_2018_315. PMID: 30656551.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*