Pernahkan Anda mengalami sembelit dan sakit kepala dalam waktu yang bersamaan? Menurut penelitian, gangguan pada sistem pencernaan ternyata dapat memicu terjadinya sakit kepala, loh!
Konstipasi atau sembelit adalah kondisi buang air besar yang tidak memuaskan ditandai dengan frekuensi BAB yang lebih sedikit dari biasanya, kesulitan untuk mengeluarkan tinja, atau perubahan bentuk tinja menjadi keras. Sakit kepala adalah rasa sakit yang muncul di bagian manapun kepala Anda, dapat di satu sisi atau seluruh bagian kepala. Rasa sakitnya pun dapat berbeda-beda, ada yang tajam, berdenyut, dan seperti terikat. Sakit kepala yang dirasakan dapat terasa berberapa menit bahkan berhari-hari. Sakit kepala dibagi menjadi dua, yaitu primer dan sekunder. Sakit kepala primer adalah sakit kepala yang tidak disebabkan masalah medis yang lain, seperti migrain dan sakit kepala tipe ketegangan. Sedangkan sakit kepala sekunder adalah sakit kepala yang disebabkan karena demam, infeksi, trauma kepala, atau penyakit lain yang mendasarinya. Terkadang saat mengalami konstipasi, seseorang juga mengeluh sakit kepala dalam waktu yang bersamaan.
Kondisi konstipasi dan sakit kepala apabila terjadi bersamaan dalam jangka waktu yang lama, biasanya memerlukan perubahan pola hidup bahkan perawatan medis tertentu. Lalu apakah sebenarnya hubungan konstipasi dan sakit kepala? Kondisi apa saja yang menyebabkan keluhan tersebut muncul? Simak artikelnya!
.
Apakah hubungan sembelit dan sakit kepala?
Tidak sedikit orang yang mengalami konstipasi juga mengeluh mengalami sakit kepala. Beberapa penelitian telah melakukan penyelidikan terhadap keterkaitan antara keduanya. Suatu studi menunjukkan pada pasien yang memiliki dua keluhan tersebut, gejala sakit kepala akan membaik seiring pengobatan konstipasi dan setelah perawatan konstipasi selesai.
Studi menunjukkan bahwa konstipasi dan sakit kepala memiliki perjalanan penyakit yang saling berhubungan:
- Pertama, pada penderita konstipasi ditemukan gangguan produksi suatu zat kimia tubuh yaitu serotonin. Ternyata, perubahan kadar serotonin juga dikaitkan dengan nyeri kepala terutama tipe migrain
- Kedua, orang yang memiliki masalah psikis, termasuk gangguan depresi, mood, dan kecemasan cenderung lebih sering mengalami keluhan sakit kepala dan konstipasi bersamaan
- Ketiga, konstipasi berhubungan dengan stress, dehidrasi, kurangnya asupan cairan dan kurangnya nafsu makan. Faktor-faktor ini pula dapat menyebabkan sakit kepala. Melakukan manuver valsava seperti mengejan saat buang air besar juga dapat memicu sakit kepala semakin berat
- Keempat, adanya interaksi antara otak dan usus dalam mengirimkan sinyal secara dua arah memungkinkan gejala sakit kepala dan konstipasi muncul bersamaan
- Kelima, penelitian menunjukkan kadar antioksidan berkurang pada pasien yang mengeluh nyeri kepala. Adanya konstipasi mungkin mengurangi penyerapan antioksidan dan menyebabkan atau memperburuk keluhan sakit kepala
- Selain itu, perubahan sel dan molekuler pada penyakit tertentu juga menjadi penyebab timbulnya keluhan konstipasi dan sakit kepala secara bersamaan.
Baca juga: The Gut-Microbiota-Brain Axis: Hubungan Timbal Balik Otak dan Mikrobiota Usus
Leave a Reply