Ketahui Penanganan Diare Akut yang Tepat

Sumber gambar: homedecoration.nu

Penulis: dr. Virly Nanda Muzellina, SpPD
Divisi Gastroenterologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam,
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia – RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo

.

Diare merupakan suatu keadaan ketika tinja (kotoran) buang air besar kita berbentuk cair atau setengah padat dan terjadi lebih dari tiga kali dalam kurun waktu 24 jam. Diare merupakan penyakit yang kerap kita temukan baik pada anak-anak ataupun orang dewasa. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan, angka kasus diare di tahun 2013 sebesar 3,5%, yang menunjukkan terjadi penurunan kasus dibandingkan tahun 2007 yaitu sebesar 9%. Diare dapat berdampak kematian akibat kekurangan cairan apabila tidak ditangani dengan baik, terutama pada anak-anak dan orang lanjut usia (lansia).

.

Apa yang dimaksud dengan diare akut?

Diare dikatakan akut apabila frekuensi buang air besar (BAB) berbentuk cair berlangsung selama kurang dari 15 hari. Hal ini dapat disebabkan oleh keadaan infeksi dimana didapatkan pada hampir 90% kasus disertai tanda adanya mualmuntah, dan nyeri pada perut. Sedangkan 10% penyebab lainnya dapat berupa kelainan organik atau kelainan anatomi, pengaruh hormon, pengaruh racun, dan fungsional apabila hasil pemeriksaan tidak menunjukkan adanya suatu kelainan. Infeksi pada diare dapat disebabkan oleh gastroenteritis dan infeksi saluran cerna lainnya. Namun pada beberapa keadaan, dapat ditemukan infeksi pada saluran cerna dengan keluhan hanya berupa mual tanpa adanya diare.

Orang yang berisiko mengalami diare akut adalah

  • Orang yang selesai bepergian ke negara yang masih berkembang atau berkemah di wilayah dengan dasar berair (becek), karena bakteri senang di daerah lembab
  • Makan makanan yang kurang besih atau makanan laut dan kerang, terutama yang tidak dimasak dengan baik
  • Gangguan kekebalan tubuh
  • Penggunaan antibiotik yang tidak sesuai atau tanpa anjuran dokter.

Diare dikatakan persisten apabila berlangsung selama 14 hari hingga 30 hari. Sedangkan dikatakan kronik apabila berlangsung selama lebih dari satu bulan.

.

Baca juga: Diare Lebih dari Dua Minggu? Inilah yang Perlu Diperhatikan

Punya keluhan sakit maag/ lambung/ GERD?
Isi survei kami di
bit.ly/surveiherbalYGI

.

Apa yang perlu dicermati ketika buang air besar tampak cair?

Ketika Anda mengalami diare, maka perlu diperhatikan konsistensi (kekentalan) BAB cair yang dikeluarkan apakah berupa air saja, disertai lendir, atau darah. Keluhan pada saluran cerna yang perlu diperhatikan yaitu adanya sensasi ingin ke toilet, nyeri perut seperti diremas, mual, dan muntah. Demam dapat timbul pada pasien diare dan hal ini dapat mengarah kepada dua hal, yakni adanya suatu infeksi atau kekurangan cairan. Keluhan kekurangan cairan dapat berupa rasa haus, jumlah air seni yang berkurang atau berwarna keruh, produksi keringat yang berkurang dan pusing, atau gangguan keseimbangan pada perubahan posisi. Apabila dampak dari kekurangan cairan semakin berat, akan ditandai adanya lemah dan perubahan pada kesadaran (mengantuk atau tidak merespon terhadap adanya rangsangan dari luar).

Berikut beberapa keadaan diare yang memerlukan evaluasi ketat:

  • Demam >38,5°C
  • BAB disertai darah
  • Dehidrasi
  • 48 jam tanpa tanda perbaikan
  • Berhubungan dengan nyeri perut hebat
  • Usia diatas 70 tahun
  • Daya tahan tubuh rendah
  • Riwayat konsumsi antibiotik
Gambar 1. Alur Penilaian Kondisi Diare Akut
(Sumber: ACG Clinical Guideline Diagnosis Treament & Prevention of Acute Diarrhea Infection, 2016)

Penting untuk membedakan apakah konsistensi buang air besar cair disertai tanda disentri, yaitu nyeri perut dan buang air besar disertai lendir ataupun darah. Riwayat perjalanan dan demam tinggi akan membantu evaluasi kondisi pada pasien dengan diare akut. Perlu juga diketahui makanan atau minuman yang terakhir dikonsumsi seperti air, telur, mayones dan lain sebagainya.

.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*