Bagaimana Diet yang Tepat pada Penyakit Hati Kronik? (Bagian 1)

Sumber gambar: vogliadisalute.it

Penulis: dr. Syifa Mustika, SpPD, K-GEH
Divisi Gastroenterohepatologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang – RSUD Dr. Saiful Anwar Malang

  

Hati

Hati atau liver atau hepar merupakan organ pencernaan terbesar dengan berat 1,2 – 1,8 kg. Fungsi utama liver adalah metabolisme, regulasi gula darah, produksi dan penyediaan empedu untuk pencernaan lemak, serta sebagai tempat penyimpanan nutrisi. Metabolisme yang dilakukan oleh liver, diantaranya metabolisme protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan detoksifikasi racun. Regulasi gula darah yaitu dengan produksi dan penggunaan glukosa. Sedangkan nutrisi yang disimpan di liver adalah mineral dan vitamin.

  

Fungsi Metabolisme pada Hati

Protein
Tubuh membutuhkan protein untuk menjaga struktur tubuh (seperti tulang, otot, jaringan, dan sel tubuh) dan fungsi tubuh (seperti kontraksi otot dan proteksi terhadap mikroba). Protein dipecah di usus halus menjadi bentuk yang paling sederhana yaitu asam amino. Asam amino merupakan bahan dasar pembentukan protein di liver yang akan digunakan untuk organ lain. Beberapa contoh makanan tinggi protein, yaitu telur, daging, ikan, ayam, kacang kedelai, susu dan produk dari susu.

Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh. Karbohidrat dipecah menjadi monosakarida seperti glukosa, galaktosa, dan fruktosa sehingga lebih mudah diserap dan dibawa oleh sirkulasi melalui vena porta ke liver. Monosakarida akan sebagian disimpan di liver dan di otot sebagai cadangan energi yaitu glikogen. Beberapa contoh makanan tinggi karbohidrat, yaitu gula, makanan manis, roti, tepung, nasi, pasta, dan kentang.

Lemak
Lemak berperan dalam tubuh sebagai sumber energi yang terkonsentrasi serta untuk membantu penyerapan vitamin larut lemak (yaitu vitamin A, D, E, dan K). Jika metabolisme lemak terganggu, asupan lemak harus diturunkan. Penggunaan lemak tidak jenuh dapat menurunkan konsentrasi lemak darah. Lemak diserap di usus halus dan dibawa ke peredaran darah pada limfatik kemudian ke liver. Di liver, lemak akan dipecah menjadi asam lemak dan gliserol lalu ditransportasikan ke organ lain seperti otot. Sisa lemak akan disimpan di jaringan adipose. Beberapa contoh makanan sumber lemak jenuh, yaitu daging merah, susu tinggi lemak dan produk susu, kuning telur, mentega, serta makanan berminyak. Sedangkan, contoh makanan sumber lemak tidak jenuh, yaitu susu rendah lemak, alpukat, olives dan olive oil, ikan (salmon, tuna), biji dan kacang.

Vitamin
Vitamin yang tersimpan di liver adalah vitamin yang larut lemak (yaitu Vitamin A, D, E, K), dan mineral seperti besi. Liver juga terlibat dalam metabolisme vitamin B dan vitamin K.

Detoksifikasi Toksin
Liver dan ginjal memiliki fungsi dalam mengeluarkan toksin dalam tubuh melalui empedu (pada feses) dan ginjal (pada urin).

    

Hepatitis

Hepatitis adalah infeksi pada liver yang disebabkan oleh virus. Ada dua bentuk hepatitis, yaitu akut dan kronis. Selain itu, ada beberapa virus penyebab hepatitis, diantaranya Hepatitis A Virus (HAV), Hepatitis B Virus (HBV), Hepatitis C Virus (HCV), Hepatitis D Virus (HDV), dan Hepatitis E Virus (HEV). Penularan HAV dan HEV dapat terjadi melalui makanan, sedangkan penularan HBV, HCV, dan HDV dapat terjadi melalui cairan tubuh, seperti darah dan sekret kelamin.

Tatalaksana Diet pada Hepatitis
Terapi diet khusus pada hepatitis jarang dilakukan. Pada fase akut, diet yang dapat dilakukan adalah terapi diet makanan yang mudah dicerna.

    

Perlemakan Hati (Hepatic steatosis)

Kondisi perlemakan hati terjadi jika kandungan lemak dalam hati melebihi 5% dari seluruh hati. Beberapa penyakit perlemakan hati yang berpengaruh dengan terapi diet yaitu hepatic lipomatosis, alcoholic fatty liver, deficiency fatty liver, dan metabolic fatty liver.

Tatalaksana Diet pada Perlemakan Hati

Penyakit: Hepatic lipomatosis
Penyebab: Kelebihan kalori, lemak, dan karbohidrat
Tatalaksana: Kurangi asupan lemak dan tinggi gula, hindari konsumsi alkohol, dan lakukan olahraga rutin

Penyakit: Alcohol fatty liver
Penyebab: Konsumsi alkohol
Tatalaksana: Hindari konsumsi alkohol, sebaiknya konsumsi sumber energi, protein, dan vitamin yang cukup

Penyakit: Deficiency fatty liver
Penyebab: Defisiensi protein dan kalori
Tatalaksana: Konsumsi sumber energi, protein, dan vitamin yang cukup

Penyakit: Metabolic fatty liver
Penyebab: Penyakit diabetes mellitus
Tatalaksana: Regulasi gula darah, hindari konsumsi alkohol, kurangi berat badan jika berlebih*, dan lakukan olahraga rutin

*Penurunan berat badan dilakukan secara berhati-hati dan dalam jangka panjang. Penurunan secara mendadak dan cepat akan meningkatkan kemampuan penyakit menjadi steatohepatitis yaitu perlemakan hati yang ditandai terjadinya peradangan hati dan bersamaan dengan akumulasi lemak di hati.

Lalu bagaimana nutrisi yang tepat untuk penyakit sirosis hati?

Tunggu artikel kami selanjutnya!

   

Sumber:
European Association for the Study of the Liver. 2018. EASL Clinical Practice Guidelines on Nutrition in Chronic Liver Disease. Journal of Hepatology 2018 Aug 22. pii: S0168-8278(18)32177-9. doi: 10.1016/j.jhep.2018.06.024

2 Komentar

    • dr. Syifa Mustika, SpPD-KGEH menjawab:
      Terima kasih Ranu atas pertanyaannya. Untuk mengetahui apakah anak mengalami over protein dan karbohidrat perlu dihitung terlebih dahulu kebutuhan kalori dan protein sesuai dengan umur anak. Yaitu memerlukan beberapa data seperti berat badan, tinggi badan, dan usia anak. Selain itu, anak-anak masih dalam masa pertumbuhan sehingga memang masih membutuhkan nutrisi yang cukup. Sebaiknya Ranu menambahkan variasi buah dan sayur untuk anak sehingga nutrisinya menjadi lebih lengkap. Semoga menjawab pertanyaanya, terima kasih.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*