Aspirin Sangat Bermanfaat tapi Tetap Harus Waspada

Penulis: Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, MMB, SpPD, K-GEH, FACP

  

Aspirin merupakan obat populer yang paling banyak diresepkan oleh dokter jantung, dokter penyakit dalam atau dokter spesialis syaraf. Obat pengencer darah ini menjadi obat yang umum dikonsumsi pada pasien-pasien yang diketahui ada sumbatan pada pembuluh darah baik otak maupun  jantung bahkan yang sudah dipasang ring. Kita tahu bahwa salah satu penyebab kematian utama umat manusia  adalah penyakit jantung koroner dan penyakit pembuluh darah otak. Obat pengencer darah seperti Aspirin menjadi sangat bermanfaat baik untuk pencegahan primer maupun pencegahan sekunder. Konsumsi aspirin dosis rendah bermanfaat untuk mengurangi kejadian serangan jantung dan menurunkan kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah. Tetapi perlu diketahui bahwa obat yang sangat bermanfaat ini juga bisa menimbulkan masalah dikemudian hari. Aspirin dapat menyebabkan penurunan kadar prostaglandin lambung sehingga berakibat penipisan pada dinding lambung. Selain itu penggunaan aspirin juga bisa menyebabkan perlukaan pada saluran pencernaan lain.

Oleh karena itu tahun lalu  dilakukan penelitian  pada pasien-pasien yang mendapatkan aspirin atau dikombinasi dengan obat pengencer darah lainnya. Penelitian ini secara lengkap dipublikasi di Jurnal Indonesian Journal of Gastroenterology, Hepatology and Digestive Endoscopy, jurnal nasional berbahasa Inggris terakreditasi DIKTI.

Penelitian tersebut dilakukan pada pasien yang berumur diatas 18 tahun dan mengonsumsi aspirin dosis rendah (75-325 mg/hari) dan sudah menggunakan obat lebih dari 28 hari dilakukan pemeriksaan endoskopi saluran cerna atas di Pusat Endoskopi Saluran Cerna Divisi Gastroenterologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam, RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo. Pemeriksaan ini tidak melihat ada atau tidaknya gangguan pada lambung.

Hasil pemeriksaan endoskopi ternyata telah terjadi gangguan lambung dan atau usus dua belas jari pada 51,6% pasien yang diperiksa. Kelainan  yang didapat berupa luka erosi lambung sebanyak 40% dan 11,6% kelainan berupa tukak atau ulkus dari kasus yang diperiksa. Yang menarik hanya 44,9% yang mengeluh gangguan pada lambung padahal ditemukan luka pada lambungnya. Analisa lebih lanjut pada kasus yang diteliti ternyata penggunaan 2 obat pengencer darah sekaligus  membuat risiko kerusakan lambung dan usus dua belas jari meningkat lebih dari 3 kali. Pasien yang menggunakan aspirin berumur diatas 65 tahun ternyata lebih berisiko terjadinya kerusakan lambung atau tukak lambung atau usus dua belas jari dibandingkan pasien dibawah umur 65 tahun. Penghambat pompa proton obat yang bekerja untuk menekan produksi asam lambung  ternyata mengurangi risiko terjadinya luka pada lambung atau usus dua belas jari  tersebut. Hasil penelitian ini mengingatkan kembali tentang efek samping dari obat-obat pengencer darah yang sudah umum dikonsumsi masyarakat kita mengingat semakin meningkatnya penyakit jantung koroner dan penyakit pembuluh darah otak ditengah masyarakat kita.

Dari penelitian ini terbukti bahwa perlu kewaspadaan untuk pasien yang berumur diatas 65 tahun, dan mengosumsi 2 obat pengencer darah sekaligus dan upaya pencegahan untuk mengantisipasi dampak dari penggunaan obat tersebut dengan obat penekan  asam lambung seperti penghambat pompa proton. Berbagai penelitian di luar negeri juga mendapatkan bahwa obat ini dapat mencegah terjadinya luka pada lambung atau usus dua belas jari pada pasien yang mendapat obat pengencer darah. Bahkan pada beberapa penelitian mendapatkan obat ini bisa mencegah terjadinya perdarahan pada lambung. Walau bagaimana saya tetap mengingatkan penggunaan obat penghambat pompa proton harus diberikan secara bijaksana dan tetap sesuai kebutuhan.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*