Mengapa Konsumsi Alkohol Tidak Baik bagi Kesehatan Tubuh dan Saluran Cerna?

Sumber gambar: freepik.com

Banyak dari kita mengonsumsi alkohol untuk bersantai dan bersosialisasi. Awalnya hanya sekedar coba-coba dan akhirnya berubah menjadi gaya hidup dan dilakukan terus menerus. Selain itu, banyak pula yang mengonsumsi alkohol sebagai pelepas stres dan mencari ketenangan untuk melupakan sejenak masalah yang sedang dihadapi.

Memang, minum alkohol dalam jumlah sedikit diawal tidak akan langsung terlihat bahayanya bagi tubuh. Namun, adanya efek kecanduan yang menyebabkan tidak bisa berhenti mengonsumsi alkohol-lah yang nantinya dapat berbahaya bagi kesehatan fisik dan mental Anda. Jadi, tidak hanya memberikan efek mabuk, konsumsi alkohol dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Efek jangka pendek yang dapat kita rasakan ketika meminum alkohol antara lain kesadaran menurun, sakit kepala, pandangan kabur, mual dan muntah, asam lambung naik, diare dan buang air lebih banyak yang dapat menyebabkan tubuh kekurangan cairan atau dehidrasi, gelisah, jantung terasa berdebar-debar, tekanan darah meningkat, koordinasi otot terganggu, serta yang paling berat adalah keracunan alkohol. Keracunan alkohol termasuk dalam kondisi yang serius dan mematikan sebab kondisi ini dapat mengganggu sistem pernapasan, denyut jantung, suhu tubuh, dan gangguan saraf. Perlu diketahui bahwa tingkat keparahan dari efek toksik dan jangka pendek alkohol bagi tubuh biasanya berbeda pada setiap orang. Hal ini bisa tergantung pada jenis kelamin dimana efek pada perempuan cenderung lebih besar daripada laki-laki, berat badan, dan seberapa banyak alkohol yang diminum oleh seseorang.

Lalu, bagaimana dengan efek jangka panjangnya? Sudah banyak hasil penelitian yang menunjukkan bahwa alkohol merupakan salah satu faktor risiko dari timbulnya beragam penyakit. Sehingga, kita tidak bisa menganggap remeh.

Sistem pencernaan kita tidak hanya mencakup usus. Tapi juga termasuk mulut, kerongkongan, hati, pankreas, dan anus. Masing-masing organ ini berfungsi dalam proses mencerna makanan, menyerap nutrisi dalam makanan, dan membuang limbah atau kotoran dari tubuh Anda. Konsumsi alkohol yang sering atau berlebihan dapat merusak organ-organ tersebut. Berikut penjelasannya.

.

Baca juga: 10 Fakta Menarik tentang Proses Pencernaan Makanan di Tubuh Kita!

.

Mulut dan tenggorokan

Alkohol dengan cepat menembus air liur dan ketika telah dirubah menjadi zat asetaldehida, zat tersebut dapat merusak jaringan di mulut dan tenggorokan Anda. Penelitian menunjukkan bahwa sekitar sepertiga kanker mulut disebabkan oleh minuman beralkohol. Risiko terkena penyakit kanker mulut akan meningkat apabila orang tersebut juga merokok disamping meminum alkohol. Sebab, alkohol dapat membantu bahan kimia berbahaya dalam rokok masuk kedalam sel yang melapisi mulut, tenggorokan, dan kerongkongan.

.

Kerongkongan

Kerongkongan adalah saluran yang menghubungkan antara mulut dan lambung. Kandungan akohol dapat mengiritasi dan merusak sel-sel kerongkongan serta meningkatkan risiko terjadinya kanker kerongkongan. Selain itu, konsumsi alkohol juga dapat menyebabkan terjadinya refluks asam lambung karena membuat otot katup kerongkongan menjadi lebih kendor dan juga mampu meningkatkan produksi asam lambung. Peradangan akibat refluks asam yang terjadi secara terus-menerus lama-kelamaan akan merusak sel dan meningkatkan risiko kanker kerongkongan.

.

Lambung

Disinilah alkohol bertahan untuk sementara waktu, kemudian diserap kedalam aliran darah dan usus Anda. Penggunaan alkohol berulang kali dapat memicu terjadinya gastritis alkohol atau peradangan pada dinding lambung. Awalnya alkohol akan mengiritasi dinding lambung, namun semakin lama dapat mengikis lapisan lambung. Hal ini, pada gilirannya, dapat membuat lapisan lambung lebih rentan terhadap cairan asam pencernaan yang biasanya diproduksi oleh tubuh untuk mencerna makanan. Pada jangka yang lebih panjang, lambung yang terus terkikis ini dapat terluka dan mengalami perdarahan yang berpotensi menimbulkan kedaruratan medis apabila tidak dilakukan pengobatan segera. Alkohol juga dapat mengurangi kemampuan lambung Anda untuk menghancurkan bakteri berbahaya yang masuk ke perut. Selain itu, alkohol dapat memperlambat pergerakan otot lambung dan memperlambat pengosongan isi lambung sehingga muncul keluhan perut terasa penuh dan tidak nyaman.

.


Hati

Peran utama organ vital ini adalah membuang racun dari dalam tubuh. Namun, hati memecah alkohol dengan beberapa cara berbeda, yang semuanya mengarah pada perubahan alkohol menjadi asetaldehida, yaitu zat yang meracuni dan merusak sel, jaringan, dan menyebabkan peradangan di hati. Kebiasaan minum alkohol lama kelamaan akan menyebabkan kerusakan hati yang berakibat hati tidak bisa melakukan fungsinya, salah satunya mencerna lemak, sehingga lemak akan menumpuk di hati dan timbul lah perlemakan hati. Hati sebenarnya merupakan salah satu organ yang dapat memperbaiki diri apabila ada kerusakan, namun kebiasaan minum alkohol terus-menerus dapat menyebabkan kemampuan hati tersebut berkurang sehingga dapat timbul kerusakan hati yang parah dan berakhir pada timbulnya jaringan parut pada hati. Penggunaan alkohol jangka panjang juga telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker hati.

.

Pankreas

Konsumsi alkohol berlebihan dikaitkan dengan terjadinya peradangan pankreas atau pankreatitis yang sangat menyakitkan dan berpotensi fatal. Sel pada pankreas memetabolisme alkohol menjadi produk sampingan beracun yang merusak pankreas. Jaringan pankreas yang rusak memicu peradangan, yang menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada pankreas. Kasus pankreatitis akut yang berulang menyebabkan kerusakan permanen pada pankreas, yang menyebabkan pankreatitis yang kronis atau menahun.

Pankreas merupakan organ yang memproduksi hormon insulin atau hormon yang mengatur gula darah dalam tubuh. Sehingga, kerusakan pankreas yang menahun dapat menimbulkan komplikasi penyakit diabetes melitus akibat terganggunya produksi hormon insulin.

Baca juga: Yang Perlu Diketahui tentang Pankreatitis Akut

.

Usus

Alkohol dapat menghambat penyerapan berbagai nutrisi didalam usus dan meningkatkan pengangkutan racun melintasi dinding usus sehinggga dapat menyebar ke organ lain. Alkohol juga mengganggu kerja enzim pada usus dan merusak lapisan usus. Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi alkohol lebih berisiko terkena kanker usus besar dan rektum.

.

Selain mengganggu kesehatan pencernaan, masih banyak efek yang tidak baik dari alkohol bagi kesehatan tubuh, diantaranya melemahkan sistem kekebalan tubuh, merusak sel-sel otak dan saraf, mengganggu kesehatan mental sehingga lebih rentan mengalami depresi dan kecemasan, meningkatkan risiko terjadinya darah tinggi, penyakit jantung, strok, penyakit kanker lainnya seperti kanker payudara, dan mengganggu sistem reproduksi pria karena berkurangnya kadar hormon yang diproduksi.

Begitu banyak efek negatif dari alkohol untuk kesehatan kita. Oleh karenanya, mulai lah untuk membatasi dan menghindari kebiasaan minum alkohol agar tubuh kita terlindungi dari dampak negatifnya. Selain itu, seringkali orang-orang tidak mempertimbangkan berapa banyak uang yang mereka keluarkan untuk alkohol. Dengan menghindarinya, selain tubuh sehat, kantong Anda juga semakin sehat. Jadi, masihkah Anda ingin minum alkohol?

.


Referensi
Bujanda L. 2000. The effects of alcohol consumption upon the gastrointestinal tract. Am J Gastroenterol, 95(12):3374-82.

Chen S, Wang J, Li Y. 2010. Is alcohol consumption associated with gastroesophageal reflux disease? J. Zhejiang Univ. Sci, 11: 423–428.

Chowdhury P, Gupta P. 2006. Pathophysiology of alcoholic pancreatitis: an overview. World J Gastroenterol, 12(46): 7421-7427.

Kim SJ, Kim DJ. 2012. Alcoholism and diabetes mellitus. Diabetes Metab J, 36(2):108-115.

Sorensen HT, Mellemkjaer L, Jepsen P, Thulstrup AM, Baron J, Olsen JH, Vilstrup H. 2003. Risk of cancer in patients hospitalized with fatty liver: a Danish cohort study. J Clin Gastroenterol, 36(4):356-359.

Stornetta A, Guidolin V, Balbo S. 2018. Alcohol-Derived Acetaldehyde Exposure in the Oral Cavity. Cancers, 10(1): 20.

Rehm J. 2011. The Risks Associated With Alcohol Use and Alcoholism. Alcohol Res Health, 34(2): 135–143.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*