Kenali Gejala, Diagnosis serta Pemeriksaan Inflammatory Bowel Disease (IBD)

Sumber gambar: freepik.com

Penulis : Dr.dr. Imelda Rey, M.Ked.(PD), Sp.PD, K-GEH
Divisi Gastroenterohepatologi, Departemen Imu Penyakit Dalam,
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara – RSUP H. Adam Malik, Medan.

.

Inflammatory bowel disease (IBD) merupakan interaksi antara faktor genetik dan lingkungan yang memengaruhi respon imun. IBD secara umum dibagi menjadi ulcerative colitis (UC) dan Crohn’s disease (CD) yang keduanya termasuk kedalam IBD kronik yang menyebabkan gangguan pencernaan dan peradangan di saluran cerna.

IBD dapat terjadi pada usia 30-an. Namun, pada seperempat kasus dimulai sejak masa kanak-kanak dan remaja. Umur awal penyakit tertinggi untuk CD biasanya terjadi pada usia 20 – 30 tahun, sedangkan UC pada usia 30 – 40 tahun.

Angka kejadian sangat bervariasi di berbagai daerah. Dan secara keseluruhan, terjadi peningkatan angka kejadian secara global. Gejala dan tanda IBD perlu diketahui sehingga dapat dilakukan deteksi dini untuk mencegah terjadinya komplikasi.

.

Apakah gejala-gejala IBD?

IBD sulit untuk ditekan, berbeda dengan penyakit radang lain. Sistem imun menyerang bagian usus dan menjadi rusak. Hal ini menyebabkan nyeri, diare, demam dan gejala lain.

Gejala utama IBD antara lain diare, kram perut, mudah lelah, kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan, anemia, luka di mulut. Sering ditemukan gejala utama yang disertai perdarahan dari anus. Gejala-gejala tersebut terutama ditandai oleh peradangan. CD dan UC dapat terjadi pada remaja dan dewasa, baik pria maupun wanita. Meski terdapat kesamaan gejala, namun terdapat pula perbedaan gejala antara CD dan UC.

Gejala sangat bervariasi mulai dari ringan hingga berat dan mengancam jiwa. Pada Crohn’s disease (CD) sering terjadi malnutrisi karena merusak usus halus yang berperan dalam penyerapan nutrisi dari makanan. Sedangkan pada Ulcerative Colitis (UC) sering dijumpai darah pada tinja, diare dan nyeri hebat. Pada kasus CD yang berat, dapat terjadi perdarahan. Perdarahan dari rektum lebih sering ditemukan pada kasus UC dibanding kasus CD. Pasien CD sering mengalami kekurangan folat dan vitamin D, sedangkan pasien UC sering mengalami kekurangan zat besi.

Area saluran cerna yang terlibat bervariasi. CD sering mengenai usus halus bagian akhir dan sebagian usus besar. Area lain yang terlibat yaitu mulut, kerongkongan, lambung, usus  halus dan usus besar bagian akhir. Peradangan pada CD dijumpai terutama di usus halus dan mengenai seluruh lapisan dinding usus. CD juga dapat menyebabkan masalah di kulit dan batu empedu, berhubungan dengan nyeri perut, fistel serta gangguan di usus besar bagian akhir. Sementara pada UC, peradangan sering dijumpai di usus besar dan hanya melibatkan lapisan mukosa atau bagian dalam usus besar. UC juga dapat berhubungan dengan keropos tulang dan kanker usus besar. Pada UC, nyeri akan hilang timbul selaras dengan pergerakan usus.

.

Baca juga: Catat! Inilah Pilihan Makanan untuk Pasien Penyakit Radang Usus (IBD)

.

Bagaimana diagnosis Inflammatory Bowel Disease (IBD)?

Gejala-gejala klinis untuk menegakkan diagnosis diantaranya gangguan pertumbuhan anak, anemia, nyeri perut, diare bercampur darah, dan radang  sendi.  Pemeriksaan tertentu diperlukan untuk menentukan diagnosis CD dan UC. Beberapa kuman yang dapat menyebabkan IBD antara lain Salmonella, Shigella, Yersinia, Campylobacter, Aeromonas, Clostridium difficile, E. coli, dan tuberculosis. Beberapa penelitian menyebutkan IBD berkembang dengan ketidakseimbangan antara bakteri pelindung dan bakteri perusak.  Pasien yang mengalami muntah dan diare meningkatkan risiko IBD. Perdarahan saluran cerna bawah pada anak dapat disebabkan oleh wasir, polip, divertikulum dan IBD. CD dapat lebih berbahaya dibanding UC bila melibatkan infeksi berat di usus besar dan usus halus.

Gejala klinis IBD yang paling sering ditemukan yaitu kelelahan berlebihan, diare jangka panjang dengan nyeri perut, penurunan berat badan, dan perdarahan dari anus. Gejala klinis perlu dipertimbangkan untuk diagnosis. Pada pasien IBD hanya sedikit yang terkena infeksi virus di mulut, lambung dan usus. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat luka di mulut dan gusi, infeksi kronis pada kerongkongan dengan nyeri dan sulit menelan. Selain itu, beberapa pasien mengalami nyeri tukak lambung dan saluran cerna yang berat.

CD dan UC meski banyak perbedaan, namun keduanya ditandai dengan gejala pada usus, yang dialami oleh seperempat hampir separuh dari penderita IBD. Meskipun melibatkan banyak organ, gejala pertama muncul di mata, kulit, hati dan sendi. Beberapa penelitian menyebutkan efek samping CD lebih jelas dibanding UC. Misalnya seperti perdarahan usus besar, bocornya usus, fistel, abses dan sebagainya.

.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*