Hepatitis C Kronis, Sirosis Hati dan Kanker Hati

Sumber gambar: https://mcmasteriidr.ca

Penulis : Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, MMB, SpPD, K-GEH, FACP

   

Masyarakat mulai diingatkan lagi akan bahaya hepatitis virus dengan merebaknya vaksin palsu, dimana salah satu vaksin yang dipalsulkan adalah vaksin hepatitis B. Beberapa waktu yang lalu kita juga mendengar terjadinya wabah hepatitis virus pada fasilitas pendidikan di salah satu SLTA di Depok dan kampus IPB yang disebabkan oleh infeksi hepatitis virus A. Hepatitis virus juga menyerang Dahlan Iskan mantan Menteri BUMN yang menyebabkan beliau mengalami kanker hati dan menjalani tranplantasi hati di China sebelum menjadi Dirut PLN dan Menteri BUMN dan alhamdulillah sampai saat ini masih sehat. Kesadaran akan penyakit ini juga harus bisa ditumbuhkan lagi ketika kita mendengar bahwa meninggalnya tokoh nasional mantan menteri Adi Sasono baru-baru ini dihubungkan dengan kanker akibat  infeksi virus hepatitis C.

Terus terang sebagai seorang dokter penyakit dalam saya melihat masyarakat kurang peduli terhadap penyakit hepatitis, masyarakat lebih waspada  terhadap kanker atau sakit  jantung, padahal penyakit infeksi hepatitis virus cukup tinggi di masyakat kita.

Saat ini 1 dari 12 penduduk dunia mengalami hepatitis B atau hepatitis C dan penyakit ini menjadi penyebab seseorang mengalami penyakit kronis dan kematian lebih parah dari TBC, HIV atau Malaria.

Masyarakat memang harus selalu diingatkan akan bahaya infeksi virus ini. Rasanya kita selalu mendengar ada saja dalam keluarga kita yang pernah sakit kuning.

Sejauh ini ada beberapa jenis virus yang bisa menyebabkan radang hati atau hepatitis. Adapun virus hepatitis yang ada antara lain Hepatitis virus A, B, C, D, dan E.  Terakhir juga dilaporkan ditemukannya virus hepatitis G. Dari virus hepatitis yang ada ini virus hepatitis B dan C merupakan dua virus yang memang bisa menyebabkan penderitanya mengalami hepatitis kronis, berlanjut menjadi sirosis hati bahkan sampai kanker hati sampai menyebabkan terjadinya kematian  seperti yang terjadi pada almarhum tokoh nasional Adi Sasono.

Pasien dengan hepatitis B atau hepatitis C kronis  biasanya tidak mengalami gejala akut. Pasien tidak menyadari bahwa dalam dirinya terdapat infeksi hepatitis B atau C. Perlahan tapi pasti pasien yang sudah terkena infeksi virus hepatitis mengalami kerusakan pada hatinya sampai terjadi penciutan hati atau sirosis hati. Perjalanan mulai dari  infeksi virus sampai sirosis hati bisa berlangsung selama 5 tahun. Kondisi liver yang sudah mengalami sirosis dengan jumlah virus dalam tubuh yang masih tinggi akan menyebabkan sebagian  liver akan berubah menjadi  ganas dan terjadi kanker hati. Hakikatnya infeksi virus hepatitis dengan perjalanan waktu dapat menyebabkan kanker hati. Vaksinasi akan menyebabkan seseorang terhindar dari infeksi virus hepatitis B dan terhindar dari kanker hati. Tapi untuk hepatitis C sampai saat ini belum ada vaksin untuk virus hepatitis virus. Setiap tahun 3-4 juta penduduk dunia menjadi penderita baru hepatitis C.

   

Bagaimana mengetahui bahwa kita menderita hepatitis?

Hanya dengan pemeriksaan darah kita dapat mengetahui apakah kita menderita infeksi ini. Sebaliknya kalau sudah mengalami  gejala sepeti perut bengkak, kaki bengkak bahkan terjadi muntah darah, maka sebenarnya infeksi hepatitis yang dialami seseorang tersebut sudah lanjut.

Bagaimana virus hepatitis B atau C menular merupakan hal yang penting yang perlu diketahui. Transfusi darah, penggunaan jarum suntik, penggunaan benda tajam bersama serta hubungan seksual bisa menjadi penyebab berpindahnya virus dari satu orang kepada orang lain. Selain faktor tadi untuk hepatitis B virus atau virus hepatitis C bisa diturunkan dari ibu hamil kepada bayi yang masih berada di dalam kandungan. Secara khusus yang perlu diperhatikan oleh masyarakat adalah penggunaan alat pribadi secara bersama misal sikat gigi, pisau cukur, jarum suntik termasuk gunting kuku. Termasuk juga penggunaan jarum atau benda tajam yang digunakan secara bersama seperti proses pembuatan tato atau perawatan jari tangan dan kaki.

  

Bagaimana kalau kita sudah diketahui terinfeksi?

Saat ini sudah ada obat antivirus, baik untuk hepatitis B maupun C walau biaya pengobatannya masih mahal. Termasuk juga untuk pemeriksaan jumlah virus baik untuk hepatitis virus B atau C juga masih mahal. Untuk pasien yang sudah diketahui hepatitis B atau C yang karena berbagai alasan  tidak diobati harus kontrol teratur untuk melihat progresifitas dari perjalanan penyakitnya. Apalagi jika sudah mengalami sirosis hati maka harus dilakukan pemeriksaan USG rutin untuk  mengetahui apakah sudah terbentuk kanker hati pada pasien yang mengalami sirosis hati.

Akhirnya kita juga sudah harus peduli untuk infeksi virus hepatitis yang sebenarnya berbahaya ini, WHO sudah mengingatkan masyarakat dunia agar peduli terhadap infeksi ini dengan menetapkan 28 Juli sebagai Hari Hepatitis Dunia. Cek apakah kita menderita hepatitis B atau C dengan pemeriksaan darah, berobat dengan teratur dan tetap kontrol untuk pasien yang sudah diketahui menderita hepatitis kronis. Semakin  dini kanker ditemukan semakin mudah terapi  yang akan dilakukan.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*