Begadang dan Kurang Tidur Tidak Baik Untuk Kesehatan Pencernaan! Ini Alasannya

Sumber gambar: freepik.com

Kurangnya waktu tidur dan pola tidur yang tidak baik dapat berpengaruh terhadap kesehatan tubuh manusia. Selain berpengaruh terhadap performa kerja dan aktivitas sehari-hari, kurangnya waktu tidur juga dapat berpengaruh terhadap kesehatan fisik manusia secara umum. Salah satu di antaranya adalah terhadap kesehatan saluran pencernaan.

Secara umum, sistem pencernaan kita melakukan tugas untuk mencerna makanan dan minuman yang kita konsumsi sehari-hari. Proses di saluran pencernaan ini terus berlangsung bukan hanya ketika kita sedang makan saja, bahkan juga ketika kita sedang tidur. Walaupun tentunya dengan kecepatan yang lebih lambat. Saat kita tidur dan tidak mencerna makanan selama beberapa waktu, sistem pencernaan kita akan bekerja untuk memperbaiki dan membangun kembali jaringan-jaringan di usus kita, sekaligus juga membantu pertumbuhan bakteri usus baik yang membantu proses pencernaan.

Hal ini tentunya merupakan salah satu mekanisme saluran pencernaan dalam membantu pertahanan tubuh. Dari sini dapat terlihat bahwa dengan tidur dalam jumlah yang cukup, kita turut berperan dalam membantu mengembalikan fungsi pencernaan melalui proses pemulihan (recovery) dan perbaikan secara fisiologis pada saluran pencernaan. Sebaliknya, kondisi kurangnya waktu tidur dapat berdampak negatif pada saluran pencernaan, karena membuat saluran pencernaan tidak dapat melakukan recovery seperti yang seharusnya terjadi pada kondisi sedang tidur atau beristirahat. Berikut beberapa efek yang terjadi jika kekurangan waktu tidur.

Baca juga: Apakah Pola Tidur Memengaruhi Sistem Pencernaan atau Pola BAB Seseorang?

  1. Peran Mediator Pro-inflamasi
    Dilihat dari aspek pertama, yakni berkaitan dengan mediator pro-inflamasi. Kurangnya waktu tidur biasanya terkait dengan terjadinya peningkatan jumlah mediator pro-inflamasi di saluran pencernaan kita. Banyaknya mediator pro-inflamasi yang dilepaskan di saluran pencernaan ini kemudian dapat menyebabkan peradangan di sepanjang lapisan saluran pencernaan. Akibatnya, kita dapat merasakan gejala gastrointestinal yang mengganggu dalam aktivitas sehari-hari, seperti mual, muntah, perut kembung, penurunan nafsu makan, dan penurunan waktu untuk pengosongan lambung. Hal ini tentunya akan menyebabkan ketidaknyamanan jika berlangsung dalam jangka waktu yang lama.

  2. Peran Hormon Melatonin
    Dari aspek hormonal, kurangnya jam tidur juga dapat menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan akibat adanya penurunan sekresi hormon melatonin. Melatonin adalah hormon yang dihasilkan oleh tubuh terutama pada malam hari. Adapun peran utama melatonin yaitu untuk mengatur siklus sirkadian, yakni siklus bangun dan tidur seseorang secara umum. Melatonin utamanya diproduksi pada malam hari ketika kita tidur, dan menurun produksinya saat pagi hari.
    Pada kaitannya dengan kesehatan saluran pencernaan, melatonin dapat meningkatkan pergantian dan perbaikan sel mukosa pada saluran pencernaan. Waktu tidur yang cukup dapat memberikan kesempatan bagi melatonin untuk dapat melakukan recovery atau perbaikan pada sel-sel di saluran pencernaan sehingga mengurangi terjadinya risiko penyakit yang terjadi.

    Baca juga: Mengenal Hormon ‘Lapar’ dan Hormon Lainnya yang Berperan dalam Sistem Pencernaan Kita!

  3. Peran Hormon Grelin dan Leptin
    Selain melatonin, ada dua hormon yang berperan dalam kondisi kesehatan saluran pencernaan, yaitu hormon yang mengirimkan sinyal ke otak kita perihal keinginan untuk makan dan berhenti makan. Hormon yang pertama adalah grelin, yakni hormon yang membuat kita merasa lapar, dan leptin yakni hormon yang memberikan sinyal saat kita merasa kenyang.
    Permasalahan yang terjadi pada individu yang kurang tidur adalah terjadinya ketidakseimbangan pada produksi kedua hormon ini. Kurangnya waktu tidur akan membuat hormon grelin mendominasi, dan akan membuat kita lebih sering merasa lapar, dan menginginkan untuk banyak makan makanan dan minum minuman yang manis. Jika dalam jumlah besar, hal ini dapat menyebabkan pertumbuhan berlebih bakteri berbahaya di usus, memengaruhi kesehatan usus, dan menyebabkan munculnya gejala-gejala pencernaan yang tidak diinginkan.

Oleh karena itu, kurangnya waktu tidur dan pola tidur yang tidak baik dapat berpengaruh negatif juga terhadap kesehatan tubuh manusia. Selain membuat kondisi tubuh menjadi tidak fit akibat waktu istirahat yang kurang, juga dapat memengaruhi pencernaan kita dengan munculnya gejala-gejala pencernaan yang berpotensi mengganggu kegiatan kita sehari-hari. Jadi, mari istirahat yang cukup agar sistem pencernaan kita ikut terjaga kesehatannya!

Informasi tentang pola tidur di sini

.


Referensi
Konturek PC, Brzozowski T, Konturek SJ. Stress and the gut: pathophysiology, clinical consequences, diagnostic approach and treatment options. J Physiol Pharmacol. 2011 Dec;62(6):591-9. PMID: 22314561.

Fowler S, Hoedt EC, Talley NJ, Keely S, Burns GL. Circadian Rhythms and Melatonin Metabolism in Patients With Disorders of Gut-Brain Interactions. Front Neurosci. 2022 Mar 9;16:825246. doi: 10.3389/fnins.2022.825246. PMID: 35356051; PMCID: PMC8959415.

Matenchuk BA, Mandhane PJ, Kozyrskyj AL. Sleep, circadian rhythm, and gut microbiota. Sleep Med Rev. 2020 Oct;53:101340. doi: 10.1016/j.smrv.2020.101340. Epub 2020 May 13. PMID: 32668369.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*