Apakah Benar Pekerja Shift Lebih Berisiko Mengalami Irritable Bowel Syndrom (IBS) dan Bagaimana Pengobatannya?

Sumber gambar: freepik.com

Penulis: Dr. dr. Imelda Rey, M.Ked (PD), SpPD, K-GEH
Divisi Gastroenterohepatologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam,
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, RSUP H Adam Malik, Medan

.

Apakah IBS itu?

Sindrom iritasi usus atau Irritable Bowel Syndrome (IBS) merupakan penyakit kronis pada saluran pencernaan yang ditandai dengan nyeri perut dan perubahan kebiasaan pergerakan usus. IBS biasanya ditegakkan oleh seorang dokter ahli pencernaan (gastroenterologis) dan diagnosis dibuat berdasarkan gejala-gejala yang sesuai dengan kriteria.

.

Apa tanda dan gejala IBS?

IBS merupakan gangguan saluran pencernaan yang sering dijumpai. Diagnosis IBS ditegakkan berdasarkan gejala tertentu, tanpa disertai adanya bukti gangguan organ. IBS digolongkan kedalam kelainan usus fungsional. Gejalanya berlangsung lebih dari enam bulan, serta berulang minimal 3 hari perbulan dalam 3 bulan terakhir.

Disebut IBS bila dijumpai rasa tidak nyaman atau nyeri perut diikuti 2 atau lebih dari gejala berikut, yaitu gejala membaik setelah buang air besar, perubahan bentuk tinja, atau perubahan frekuensi buang air besar. Jenis IBS menurut kriteria Roma III diatas dibagi berdasarkan gejala yang dominan, yaitu gejala konstipasi (constipation (IBS-C)), diare (diarrhea (IBS-D)), campuran (IBS-M), atau tidak tegas (unsubtyped (IBS-U).

Kriteria IBS terbaru berdasarkan kriteria Roma IV memiliki beberapa kesamaan dan perbedaan dengan Roma III di antaranya, yaitu gejala berlangsung kronis (lebih dari 6 bulan) dan masih berlangsung (masih dialami dalam tiga bulan terakhir); tetapi frekuensinya minimal 1 hari perminggu (bukan minimal 3 hari perbulan), dan harus ada gejala nyeri perut (bukan hanya rasa tidak nyaman) yang berhubungan dengan (bukan membaik setelah) buang air besar.

.

Baca juga: Ketahui tentang Inflammatory Bowel Disease (IBD), Penyakit Autoimun di Usus

.

Apakah pekerja shift rentan terkena IBS?

Pekerja dengan jadwal kerja yang terbagi-bagi, khususnya pekerja dengan jadwal kerja yang bergantian, berkaitan erat dengan kejadian IBS dan nyeri perut, tanpa dipengaruhi oleh kualitas tidur. Gangguan irama sikardian (circadian rhythm disturbances) diduga berperan dalam terjadinya IBS pada pekerja shift. Perawat yang mendapat jadwal kerja (shift) rotasi yang berganti-ganti sangat rentan mengalami IBS dan nyeri perut dibandingkan orang yang hanya bekerja di pagi hari. Hipersensitifitas terhadap makanan, kecemasan yang tidak wajar, serta riwayat keluarga dapat menjadi pencetus IBS.

.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*